Liburan kemarin, saya masuk ke Amerika dua kali. Yang pertama ketika baru mendarat di San Fransisco, California dari Paris dan yang kedua ketika pergi naik kereta api kembali dari Vancouver, Kanada untuk masuk ke Seattle, Washington. Sebelum berangkat ke Amerika, saya bertanya-tanya pengalaman teman dan kolega yang pernah kesana, membaca blog dan artikel pengalaman orang untuk antisipasi jika harus ada yang dipersiapkan sebelumnya.
Katanya bakal ditahan lama di imigrasi, katanya bakal banyak ditanya-tanya, katanya petugasnya galak, katanya ribet gak boleh bawa ini itu, dan katanya katanya lainnya…
Berkat “katanya-katanya” inilah saya pun bersiap mengantongi beragam dokumen penting seperti kontrak kerja di Prancis, printout tiket pulang, slip gaji ter-update, dsb. Salah satu kolega kantor saya yang pernah traveling ke New York juga mewanti-wanti pengalamannya yang cukup lama ditanya-tanya banyak hal.
Imigrasi setelah mendarat di San Fransisco
Pertama kali mendarat di San Fransisco dan sebelum mengambil bagasi, saya harus melewati imigrasi. Disana cukup banyak loket yang buka dan dibagi untuk bagian citizen dan non-citizen. Antrian tidak terlalu banyak jadi saya langsung ke satu loket dimana pegawai imigrasinya adalah seorang ibu-ibu berumur sekitar 50an tahun. Seketika sampai loket, saya disapa dengan keramahan khas Amerika,
“Hey, how are you?”, “Are you here for vacation?”, “First time coming here?”, “What will you do here?”, etc.
Sembari mengecek via komputer, dia juga bercerita dan malah ngajak ngobrol.
“Are you coming here alone? “Wow, I’m impressed. My daughter also went to Europe for a month trip alone. I was quite worried but she’s excited. I wouldn’t be able to do that”, dsb.
Percakapan ini berlalu tidak lebih dari 2-3 menit saja dengan si ibu yang ramah dan sangat murah senyum. Hal yang jarang saya rasakan di sebagian besar layanan publik di Prancis. Passport saya pun langsung di cap dan saya langsung keluar untuk mengambil bagasi.
Imigrasi masuk Kanada via Vancouver di stasiun kereta
Setelah trip Seattle selesai, saya pergi menuju Vancouver dengan menggunakan kereta karena perjalanannya hanya memakan waktu 3 jam. Berdasarkan pengalaman saya jalan-jalan di benua Eropa, ketika kita menggunakan kereta atau bus untuk pergi dari suatu negara ke negara lain, pengecekan di perbatasan biasanya tidak terlalu ketat, entah hanya cek passport ketika naik bus, atau terkadang di cek secara acak, bahkan saya juga pernah tidak di cek sama sekali ketika naik kereta dari Prancis ke Belanda. Berangkat dari pengalaman ini, saya merasa agak santai dalam perjalanan ini. Setelah turun dari kereta dan menuju tempat tunggu stasiun, ternyata ada loket-loket imigrasi dong sebelum masuk ke ruang tunggu. Modelnya seperti layaknya yang ada di bandara walaupun lebih dikit dan hanya 3 loket. Orang-orang mengantri untuk pengecekan passport. Saya kebagian dengan seorang pria muda yang kelihatan baik hati. Kali ini saya mendapatkan banyak pertanyaan.
“You will be here fore 2 days?”, “What will you do here?”, “Is it your first time coming here?”, “Where will you stay while you here?”, “What do you do for a living?”, “Where do you work?”, “What is the name of the company?”, “How long have you been doing that?”, etc
Karena pertanyaan cukup banyak dan bertubi-tubi, saya jadi merasa perlu menjawab dengan detil dan serinci mungking. Bahkan saya sebutin nama tempat yang mau saya kunjungi di Vancouver. Mungkin 5 menitan ada tanya jawabnya. Tidak seperti dengan si ibu imigrasi di SF airport yang lebih mengobrol, dengan si abang Kanada di stasiun ini beneran tanya jawab.
Imigrasi masuk Everett di stasiun kereta
Kembali dari Vancouver dengan menggunakan kereta, kali ini saya masuk ke Amerika untuk yang kedua kalinya. Seperti sebelumnya, sebelum boarding ke dalam kereta, saya melewati loket imigrasi untuk pengecekan passport. Kali ini saya kebagian bapak-bapak tinggi besar dan kelihatan galak. Dia langsung memulai bertanya “Where are you going?”, ketika saya menjawab “Everett”, dia langsung merespon “What for?”. Saya jawab pendek saja “For vacation” dan si bapak malah nyinyir bernada tinggi merespon “Everett for vacation!? Like you have friends or family?”. Jadi ceritanya, Everett ini merupakan kota kecil yang bukan tujuan turis sehingga dia seperti tidak percaya ketika saya bilang kesana untuk liburan. Padahal walaupun kota ini tidak terkenal di mata turis, ada banyak tujuan menarik seperti The Future of Flight Museum dan tour pabrik Boeing. Saya bilang saja “Yes, I have friends who live there.” Terus dia melanjutkan beberapa pertanyaan tipikal integorasi seperti “Where do you live”, “What do you do there?”. Ketika saya jawab pendek “I’m working there”, dia nyinyir lagi “Yeaah, like what!?”, jadi barulah saya jelaskan lebih panjang -_- Setelah itu dia melanjutkan bertanya, “How long will you stay?”, “When did you arrive in North America?”, dsb. Setelah selesai saya masuk ke dalam kereta menuju Seattle.
Ternyata pemeriksaan imigrasi ini tidak hanya di stasiun kereta saja. Ketika dalam perjalanan, beberapa menit sebelum melewati perbatasan antara Kanada dan Amerika, tiba-tiba ada pengumuman dari awak kereta untuk mempersiapkan dokumen ID karena di perbatasan akan ada pemeriksaan. Saya pikir pemeriksaan ini akan dilaksanakan oleh awak yang ada di kereta ketika melewati perbatasan di dalam kereta yang sedang berjalan. Ternyata, kereta saya berhenti di perbatasan. Literally stop di garis perbatasan. Banyak polisi yang masuk di setiap gerbong untuk memeriksa ID masing-masing penumpang. Kali ini seorang bapak polisi yang terlihat baik hati memeriksa passport saya dan bertanya “How long will you stay in the US?” dan saya pun menjawab “I’ll be leaving for France on the 1st of January.” “France is your home?”, lanjutnya dan setelah saya jawab iya, dia langsung lanjut ke penumpang berikutnya.
Intinya
Proses imigrasi masuk Amerika dan Kanada ternyata tidak seseram yang banyak diberitakan. Mungkin jika kita terlihat tidak punya rencana yang jelas, tidak koheren dalam menjawab runtutan pertanyaan dan berpotensi menetap sebagai imigran tak legal, barulah kita akan diinterogasi lama.